BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR
BERBAGAI
PENDEKATAN DALAM
BELAJAR
MENGAJAR
Guru yang memandang anak didik
sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru
yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan
dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam
menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan
segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Ada beberapa
pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu
guru dalam memecahkan berbagai maslaah dalam kegiatan belajar mengajar. Demi
jelasnya ikutilah uraian berikut.
A. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan
pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan
kasus anak didiknya tersebut.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
B. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok merupakan
pendekatan yang dilakukan guru dengan cara mengelompokkan anak didiknya sesuai
dengan kriterianya demi tercapainya kegiatan belajar mengajar.
Ketika guru inhin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan. Fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan seacara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal lain yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Ketika guru inhin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan. Fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan seacara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal lain yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
C. Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada
permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan
permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak
didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Permasalahan yang dihadapi oleh
setiap anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan
lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Misalnya, anak didik yang tidak
disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda pemecahannya dan
menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Demikian juga halnya terhadap
anak didik yang membuat keribuatan. Guru tidak bisa menggunakan teknik
pemecahan yang sama untuk memecahkan permasalahan yang lain. Kalaupun ada, itu
hanya pada kasus tertentu. Perbedaan dalam teknik pemecahan kasus itulah dalam
pembicaraan ini didekati dengan “pendekatan bervariasi”.
D. Pendekatan Edukatif
Apa pun yang guru lakukan dalam
pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif
lain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti dan sebagainya.
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keribuatan di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan pendekatan yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif adalah setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.
Selain berbagai pendekatan yang disebabkan di depan, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GHBP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan lima macam pendekatan untuk pendidikan agama Islam, yaitu :
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keribuatan di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan pendekatan yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif adalah setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.
Selain berbagai pendekatan yang disebabkan di depan, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GHBP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan lima macam pendekatan untuk pendidikan agama Islam, yaitu :
a. Pendekatan Pengalaman
Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu
dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman tidak bersifat mendidik
(edukative experience), karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik
(misedukative experience). Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru
tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan, akan tetapi mengyelewengkan dari
tujuan itu, misalnya “mendidik anak menjadi pencopet”. Karena itu, ciri-ciri
pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi
anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan
dan menambah integrasi anak. Demikianlah pendapat Witherington.
b. Pendekatan Pembiasaan
Menanamkan kebiasaan yang baik
memang tidak mudah dan kadang-kadang makan waktu yang lama. Tetapi sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan sukar pula untuk mengubahnya. Maka adalah penting, pada
awal kehidupan anak, menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik saja dan jangan
sekali-kali mendidik anak berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi dan
sebagainya. Tetapi tanamkanlah kebiasaan seperti ikhlas melakukan puasa, gemar
menolong orang yang kesukaraan, suka membantu fikir dan miskin, gemar melakukan
salat lima waktu, aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik, dan
sebagainya. Maka dari itu pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
tidak bisa dielakkan dalam hal ini.
c. Pendekatan Emosional
Emosi mempunyai peranan yang penting
dalam pembentukan kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional
yang berdasarkan emosi atau perasaan dijadikan sebagai salah satu pendekatan
dalam pendidikan dan pengajaran, terutama untuk pendidikan agama Islam.
Pendekatan emosional dimaksudkan di sini adalah suatu usaha untuk menggugah
perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran
agamanya. Dengan pendekatan ini diusahakan selalu mengembangkan perasaan
keagamaan siswa agar bertambah kuat keyakinannya akan kebesaran Allah SWT. dan
kebenaran ajaran agamanya. Untuk mendukung tercapainya tujuan dari pendekatan
emosional ini, metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah
metode ceramah, bercerita dan sosiodrama.
d. Pendekatan Rasional
Karena kemampuhan akal (rasio)
itulah akhirnya dijadikan pendekatan yang disebut pendekatan rasional guna
kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Untuk mendukung pemakaian
pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain
adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan dan
pemberian tugas.
e. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional yang diterapkan
di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Untuk memperlicin
jalan ke arah itu, tentu saja dipergunakan metode mengajar. Dalam hal ini ada
beberapa metode mengajar yang perlu dipertimbangkan, antara lain adalah metode
latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab dan demontrasi.
E. Pendekatan Keagamaan
Khususnya untuk mata pelajaran umum,
sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar
nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan
penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi,
guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum.
Tentu saja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata
pelajaran yang dipegang. Misalnya : surah Yasiin ayat 34 dan 36 adalah bukti
nyata bahwa pelajaran biologi tidak bisa dipisahkan dari ajaran agama.
Akhirnya pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperbaiki kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, di hanyati dan di amalkanselama hayat siswa di kandung badan.
Akhirnya pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperbaiki kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, di hanyati dan di amalkanselama hayat siswa di kandung badan.
F. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk
menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan, secara lisan
maupun tulisan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang
dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain di
dunia.
Dalam rangka penguasaan bahasa Inggris tidak bisa mengabaikan masalahpendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa Inggris oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Hal ini perlu dipecahkan, salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan.
Dalam rangka penguasaan bahasa Inggris tidak bisa mengabaikan masalahpendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa Inggris oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Hal ini perlu dipecahkan, salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan.
BAB
III
KESIMPULAN
Dalam kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang
menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus
dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya
dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru
ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang tepat maka akan berlangsung belajar
mengajar yang menyenangkan.
Akhirnya, perlu diikhtisarkan bahwa
ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan
pengajaran, yaitu : Pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan
bervariasi, pendekatan edukatif (pendidikan), pendekatan pengalaman, pendekatan
pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional,
pendekatan keagamaan dan pendekatan kebermaknaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Challjah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Al-Ikhlas, Surabaya, Cetakan I, 1994.
______ , Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan II, 1990.
______ , Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, Cetakan, 1992.
Thomas Gordon, Guru yang Efektif Cara untuk mengatasi kesulitan dalam kelas, Disadur oleh Drs. Mudjito, M.A., Rajawali Pers, Jakarta Cetakan III, 1990.
W. James Popham Eva L. Baker, Bagaimana Mengajar secara Sistemnatis, Yogyakarta, Cetakan IV, 1992.
0 comments:
Post a Comment