MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING
DEPRESI PADA REMAJA DAN CARA
MENGATASINYA
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang Masalah
Seorang
remaja yang terlihat tidak gembira merupakan hal yang biasa. Namun, perlu
diwaspadai bila perasaan tidak bahagia tersebut terus berlanjut sampai lebih
dari dua pekan. Ada banyak alasan mengapa seorang remaja merasa tidak bahagia.
Lingkungan yang penuh tekanan dapat memicu depresi. Dengan adanya depresi,
dapat muncul perasaan merasa bersalah, menurunnya performa di sekolah,
interaksi sosial, menyimpangnya orientasi seksual, maupun terganggunya
kehidupan remaja di keluarganya.
Depresi merupakan gangguan serius yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan secara umum. Depresi tidak mengenal usia. Tua, muda, dewasa, bahkan remaja bisa terkena depresi. Dengan dipicu permasalahan sepele, bisa saja remaja yang mengalami depresi melakukan hal-hal yang tidak dibayangkan orang umum. Yang paling membahayakan dari depresi adalah munculnya ide bunuh diri atau melakukan usaha bunuh diri.
Depresi merupakan gangguan serius yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan secara umum. Depresi tidak mengenal usia. Tua, muda, dewasa, bahkan remaja bisa terkena depresi. Dengan dipicu permasalahan sepele, bisa saja remaja yang mengalami depresi melakukan hal-hal yang tidak dibayangkan orang umum. Yang paling membahayakan dari depresi adalah munculnya ide bunuh diri atau melakukan usaha bunuh diri.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Apa definisi
depresi?
2. Apa saja yang
menjadi penyebab dan gejala depresi pada remaja?
3. Bagaimana cara
mengatasi depresi pada remaja?
C. Tujuan
Penulisan
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk membahas :
1. Definisi Depresi
2. Penyebab dan
gejala depresi pada remaja
3. Cara mengatasi
depresi pada remaja
D.
Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini penulis
menggunakan metode studi pustaka dari referensi-referensi yang terkait.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Depresi
Secara bahasa, depresi berarti gangguan jiwa
pada sesorang yang ditandai dengan perasaan yang menurun, seperti muram, sedih,
dan perasaan tertekan. Yang namanya sedih bisa ringan, bisa berat, dan bisa
berat sekali sampai kalut dan tak tertahankan sehingga meronta-ronta. Secara
umum orang tidak membedakan antara depresi dan stress. Padahal, secara
terminologi kesehatan, stress berarti terganggunya faal tubuh sebagai akibat
ketidakmampuan sesorang mengatasi atau menyesuaiakan diri dengan problem yang
dihadapinya. Misalnya karena mendengar tiba-tiba berita meninggalnya keluarga
dekat, seseorang menjadi pusing, sering buang air besar atau buang air kecil,
kedinginan, dan menggigil. Ini adalah gejala stres karena yang terganggu adalah
jasmani. Jika yang terganggu pada jiwa, seperti sedih yang bersangatan atau
bingung atau kalap sehingga tidak mampu berpikir serta kehilangan kesadaran
normal dan bahkan melakukan tindakan bunuh diri, ini disebut depresi. Jika
ketergangguan pada jiwa menyebabkan ketergangguan pada pisik, maka ini disebut
psikosomatik.
Misalnya, seorang yang merasa sakit pada kepala, persendian tertentu, dan pada arah jantung, tetapi pemeriksaan medis lengkap tidak memberi indikasi penyakit fisik. Ini kemungkinan pengaruh gangguan psikologis berupa perarasaan sedih, kalut, dan cemas yang berkepanjangan.
Misalnya, seorang yang merasa sakit pada kepala, persendian tertentu, dan pada arah jantung, tetapi pemeriksaan medis lengkap tidak memberi indikasi penyakit fisik. Ini kemungkinan pengaruh gangguan psikologis berupa perarasaan sedih, kalut, dan cemas yang berkepanjangan.
Dalam bahasa Arab terdapat sejumlah kata yang mengandung makna-makna
sedih ini. Di antaranya, huzn, iktiyab,
jaz’, faz`. Semua kata ini mengan-dung makna sedih sekalipun bervariasi
tingkat berat dan ringannya. Huzn
berarti kesedihan, iktiyab kesediahan
yang berat dan mendalam, dan jaz`
sedih berkeluh kesah. Sedih selalu ditandai dengan menangis dan senang dengan
tertawa. Kata huzn dan kata jadiannya
banyak digunakan dalam Alquran. Kata huzn setidaknya digunakan dalam Alquran 42
kali. Misalnya :
“Kami
berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya
tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
(Q.S. Al-Baqarah : 38)
“Hai
anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang
menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barang siapa yang bertakwa dan
mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.” (Q.S. Al-A’raaf : 35)
“Dan
janganlah kamu merasa rendah dan jangan merasa sedih dan kamu adalah
orang-orang yang paling tinggi (mulia) jika kamu beriman.” (Q.S. Ali-Imran
ayat 139)
Ketika sejumlah sahabat datang kepada Rasul ingin berangkat jihad,
mereka bersedih tidak jadi berangkat jihad karena tidak memiliki harta yang
akan mereka belanjakan. Kesedihan mereka ini disebutkan dalam surat at-Taubah
ayat 92, “Dan tiada (pula dosa) atas
orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya engkau memberi mereka
kenderaan, lalu engkau berkata, “Aku tidak memperoleh kenderaan untuk membawa
kamu,” lalu mereka kembali sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan
sebab tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.”
Alquran menjelaskan tabiat manusia yang suka sedih dan berkeluh-kesah. Firman Allah dalam surat al-Ma`arij ayat 19-21, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Sebagai manusia, Nabi saw. pernah merasa sangat sedih sehingga seolah-olah hendak bunuh diri karena penduduk Makkah menolak beriman. Hal ini diterangkan dalam surat asy-Syu`ara ayat 3, “Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu karena mereka tidak beriman. Dalam hadis sahih juga diterangkan bahwa pada masa terputusnya wahyu, Nabi saw. sangat sedih karena cemas Allah telah meninggalkannya. Begitu beratnya kesedihan yang dialami Nabi pada waktu itu sehingga ia merasa hendak mencampakan dirinya dari jabal Kubis. Ketika isteri Nabi, Khadijah dan pamannya, Abu Talib meninggal dalm waktu berdekatan, Nabi saw. pergi ke Taif mengharap kalau keluarganya yang tinggal di sana ada yang menyambut dan meringankan beban batinnya. Ternyata, di sana Nabi saw. diusir dan dilempari. Nabi kehilangan dua orang yang selalu membelanya dan mene-nangkan hatinya menghadapi tantangan dan ancaman dari pihak Kuraisy. Keadaan itu sangat memukul batin Nabi saw. sehingga tahun itu disebut `am al-huzn (tahun dukacita).
Ketika dalam
perjalanan hijrah ke Madinah, Nabi dan sahabatnya, Abu Bakar bersembunyi di Gua
Hira’ untuk menghindari kejaran kaum Kuraisy. Pasukan Kuraisy sampai di depan
lobang Gua. Seandainya mereka menunduk sedikit niscaya mereka melihat Nabi dan
sahabatnya di dalam Gua. Abu Bakar sangat khawatir kalau Rasul celaka di tangan
musuh. Allah swt. menceritakan ucapan Nabi saw. untuk menenangkan sahabatnya,
“Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Dengan demikian jelaslah bahwa depresi
merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya
perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam
berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas.
B. Penyebab
dan Gejala Depresi Pada Remaja
Penyebab depresi pada remaja umumnya ada dua faktor yaitu faktor Genetik
dan pengalaman masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan, faktor genetik terjadi
karena mungkin dahulunya orang tua pernah mengalami depresi yang berkpanjangan,
jadi kemungkinan besar hal itu meningkatkan resiko seorang anak mengalami
depresi pada saat remaja. sedangkan untuk faktor selanjutnya seorang anak
ketika masa kecil di perlakukan tidak adil, keluarga yang tidak harmonis,
selalu tertekan dan lain sebagainya akan mengakibatkan goncangan emosi yang
memicu respon fisiologi dan psikologis dan berakhir pada terjadinya depresi.
Faktor faktor lain yang bisa
menyebabkan depresi pada remaja umumnya adalah peristiwa peristiwa dalam masa
hidupnya, seperti di tinggal orang yang di sayang, sekolah, teman, kematian
orang tua, konflik dalam keluarga dan lain sebagaunya. tapi yang paling
menonjol adalah cinta. mungkin karena eerat hubungannya dengan hati. dampak
depresi pada remaja sangat merugikan bagi penderitanya, kenapa? yang pasti
semua kegiatan akan kesulitan, sosial, belajar, pekerjaan dan lain sebagainya.
yang paling mengerikan dampak depresi pada remaja adalah bunuh diri. hilang
rasa percaya diri meruoakan dampak yang paling menonjol ketika remaja mengalami
depresi, tidak mau bersosial dan lebih banyak menyendiri.
Gejala
depresi bisa dilihat dari tanda-tanda berikut untuk mengetahui adanya depresi
pada remaja:
·
Merasa
sedih, cemas, dan tidak memiliki harapan
·
Tidak
nafsu makan, atau banyak makan yang menyebabkan penurunan maupun kenaikan berat
badan dalam waktu singkat
·
Terjaga
di malam hari, namun tidur sepanjang siang
·
Menarik
diri dari teman-temannya, murung
·
Aktivitas
dan prestasi di sekolah menurun, menurunnya motivasi dan minat
·
Mudah
marah dan tersinggung, menjadi sensitif terhadap kritikan
·
Rendah
diri dan merasa sangat bersalah
·
Konsentrasi
menurun, sulit mengambil keputusan
·
Adanya
perubahan dalam kebiasaan makan maupun tidur
·
Memiliki
pikiran untuk melakukan bunuh diri
Jika tanda tersebut terjadi beberapa
hari sampai beberapa minggu, sebaiknya segera dikonsultasikan pada tenaga
kesehatan. Treatmen yang dilakukan dapat berupa terapi dengan cara berbicara,
maupun menggunakan obat.
C. Cara Mengatasi Depresi Pada Remaja
C. Cara Mengatasi Depresi Pada Remaja
Kemudian apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi depresi pada remaja? Melihat dari dampak apabila seseorang atau remaja mengalami depresi maka kita harus cepat bertindak untuk menanganinya. bagaimana caranya? kita bisa menerapkan sistem psikoterapi, kenapa? karena dengan psikoterapi remaja akan menemukan inti atau pokok dari masalah yang di hadapinya dan lebih bisa melihat diri secara obyektif. dengan psikoterapi pola pikir yang obyektif dan positif untuk menghadapai suatu masalah akan terbentuk. dalam hal ini remaja yang mengalami depresi di butuhkan media untuk bisa saling terbuka, cerita mengenai masalah yang di hadapi, jadi perlu di lakukan yang namanya pendekatan pendekatan secara pasti.
Banyak terapi yang menjadi solusi untuk
mengatasi depresi pada remaja, yaitu:
1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
2. Psychodinamic Psychotherapy
3. Interpersonal Psychoterapy
4. Terapi Suportif
Yang pasti ketika kita akan meyembuhkan
depresi pada remaja faktor yang
paling utama adalah dukungan,
baik dukungan dari keluarga, teman maupun orang lain yang berhubungan langsung
dengan si penderita. faktor keluarga sangat penting peranannya dalam proses
ini.
Menjadi orang tua dari seorang remaja merupakan suatu tantangan tersendiri. Beberapa teknik komunikasi akan sangat diperlukan dan membantu orang tua dalam membasarkan anak remaja.
·
Ketika
mendisiplinkan anak, tidak dengan cara menghukum dan membuatnya malu. Ganti
hukuman dengan membantu anak memberikan solusi dengan cara yang baik. Hukuman
dan rasa malu dapat membuat seorang remaja merasa tidak berguna.
·
Biarkan
anak remaja anda melakukan kesalahan. Sikap overproteksi atau orang tua yang
selalu mengambil keputusan membuat remaja membuat mereka yakin bahwa mereka
tidak memiliki kemampuan. Hal ini dapat membuat kepercayaan dirinya berkurang.
·
Berikan
ruang bagi remaja untuk ‘bernafas’. Jangan mengharapkan mereka melakukan
sesuatu sama persis sesuai keinginan orang tua.
·
Tidak
memaksa anak untuk memiliki kegiatan dan pengalaman yang sama dengan anda
sewaktu remaja dahulu.
·
Jika
anda mencurigai bahwa anak mengalami depresi, berikan waktu untuk mendengarkan
masalahnya. Meskipun ana berfikir bahwa masalahnya bukanlah permasalahan
serius. Membuka komunikasi antara orang tua dan anak merupakan hal penting,
apalagi ketika anak memperlihatkan gejala menutup diri.
·
Luangkan
waktu untuk mendengarkan masalah mereka tanpa kritikan ataupun menghakimi.
·
Jangan
pula meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang
berlebihan terhadap suatu masalah tetapi sebaiknya orang tua coba mengerti
bahwa apa yang mereka rasakan benar terjadi.
·
Kadang
remaja tidak mencari saran ataupun solusi atas masalah mereka, lebih kepada
dukungan dan penerimaan saja, jadi apapun yang terjadi yakinkan sang remaja
bahwa anda akan selalu mendampingi dan membantu mereka kapanpun diperlukan.
·
Begitu
sang remaja merasa siap untuk menyampaikan masalah mereka, jangan potong dengan
interupsi ataupun berusaha mengatur, dengarkan saja cerita mereka.
Bila
memang masalah yang terjadi sudah diluar kemampuan sang remaja dan anda
sendiri, beritahukan kepada mereka tentang kemungkinan kondisi yang ada serta
diskusikan cara alternatif lain supaya masalahnya dapat terbantu.
BAB III
KESIMPULAN
Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai
dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah,
lambat dalam berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas.
Penyebab depresi pada remaja umumnya ada dua faktor yaitu
faktor Genetik dan pengalaman masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan, faktor
genetik terjadi karena mungkin dahulunya orang tua pernah mengalami depresi
yang berkpanjangan, jadi kemungkinan besar hal itu meningkatkan resiko seorang
anak mengalami depresi pada saat remaja. sedangkan untuk faktor selanjutnya
seorang anak ketika masa kecil di perlakukan tidak adil, keluarga yang tidak
harmonis, selalu tertekan dan lain sebagainya akan mengakibatkan goncangan
emosi yang memicu respon fisiologi dan psikologis dan berakhir pada terjadinya
depresi.
Ketika kita akan meyembuhkan depresi pada remaja faktor
yang paling utama adalah dukungan, baik dukungan dari
keluarga, teman maupun orang lain yang berhubungan langsung dengan si
penderita. faktor keluarga sangat penting peranannya dalam proses ini.
DAFTAR
PUSTAKA
http://episentrum.com/search/pendidikan%20anak%20atau%20remaja%20dalam%20perspektif%20islam/page/13/
0 comments:
Post a Comment