30/12/2010

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

DEPRESI PADA REMAJA DAN CARA MENGATASINYA
BAB I
PENDAHULUAN

  1.            Latar Belakang Masalah
           Seorang remaja yang terlihat tidak gembira merupakan hal yang biasa. Namun, perlu diwaspadai bila perasaan tidak bahagia tersebut terus berlanjut sampai lebih dari dua pekan. Ada banyak alasan mengapa seorang remaja merasa tidak bahagia. Lingkungan yang penuh tekanan dapat memicu depresi. Dengan adanya depresi, dapat muncul perasaan merasa bersalah, menurunnya performa di sekolah, interaksi sosial, menyimpangnya orientasi seksual, maupun terganggunya kehidupan remaja di keluarganya.

           Depresi merupakan gangguan serius yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan secara umum. Depresi tidak mengenal usia. Tua, muda, dewasa, bahkan remaja bisa terkena depresi. Dengan dipicu permasalahan sepele, bisa saja remaja yang mengalami depresi melakukan hal-hal yang tidak dibayangkan orang umum. Yang paling membahayakan dari depresi adalah munculnya ide bunuh diri atau melakukan usaha bunuh diri.

     B.            Rumusan Masalah
                     Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.      Apa definisi depresi?
2.      Apa saja yang menjadi penyebab dan gejala depresi pada remaja?
3.      Bagaimana cara mengatasi depresi pada remaja?

      C.         Tujuan Penulisan
                   Makalah ini kami susun dengan tujuan  untuk membahas :
1.    Definisi Depresi
2.    Penyebab dan gejala depresi pada remaja
3.    Cara mengatasi depresi pada remaja

      D.         Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka dari referensi-referensi yang terkait.


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Definisi  Depresi
 Secara bahasa, depresi berarti gangguan jiwa pada sesorang yang ditandai dengan perasaan yang menurun, seperti muram, sedih, dan perasaan tertekan. Yang namanya sedih bisa ringan, bisa berat, dan bisa berat sekali sampai kalut dan tak tertahankan sehingga meronta-ronta. Secara umum orang tidak membedakan antara depresi dan stress. Padahal, secara terminologi kesehatan, stress berarti terganggunya faal tubuh sebagai akibat ketidakmampuan sesorang mengatasi atau menyesuaiakan diri dengan problem yang dihadapinya. Misalnya karena mendengar tiba-tiba berita meninggalnya keluarga dekat, seseorang menjadi pusing, sering buang air besar atau buang air kecil, kedinginan, dan menggigil. Ini adalah gejala stres karena yang terganggu adalah jasmani. Jika yang terganggu pada jiwa, seperti sedih yang bersangatan atau bingung atau kalap sehingga tidak mampu berpikir serta kehilangan kesadaran normal dan bahkan melakukan tindakan bunuh diri, ini disebut depresi. Jika ketergangguan pada jiwa menyebabkan ketergangguan pada pisik, maka ini disebut psikosomatik.

         Misalnya, seorang yang merasa sakit pada kepala, persendian tertentu, dan pada arah jantung, tetapi pemeriksaan medis lengkap tidak memberi indikasi penyakit fisik. Ini kemungkinan pengaruh gangguan psikologis berupa perarasaan sedih, kalut, dan cemas yang berkepanjangan.
    Dalam bahasa Arab terdapat sejumlah kata yang mengandung makna-makna sedih ini. Di antaranya, huzn, iktiyab, jaz’, faz`. Semua kata ini mengan-dung makna sedih sekalipun bervariasi tingkat berat dan ringannya. Huzn berarti kesedihan, iktiyab kesediahan yang berat dan mendalam, dan jaz` sedih berkeluh kesah. Sedih selalu ditandai dengan menangis dan senang dengan tertawa. Kata huzn dan kata jadiannya banyak digunakan dalam Alquran. Kata huzn setidaknya digunakan dalam Alquran 42 kali. Misalnya :
Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah : 38)
Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barang siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S. Al-A’raaf : 35)
Dan janganlah kamu merasa rendah dan jangan merasa sedih dan kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (mulia) jika kamu beriman.” (Q.S. Ali-Imran ayat 139)
  Ketika sejumlah sahabat datang kepada Rasul ingin berangkat jihad, mereka bersedih tidak jadi berangkat jihad karena tidak memiliki harta yang akan mereka belanjakan. Kesedihan mereka ini disebutkan dalam surat at-Taubah ayat 92, “Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya engkau memberi mereka kenderaan, lalu engkau berkata, “Aku tidak memperoleh kenderaan untuk membawa kamu,” lalu mereka kembali sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan sebab tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.”

        Alquran menjelaskan tabiat manusia yang suka sedih dan berkeluh-kesah. Firman Allah dalam surat al-Ma`arij ayat 19-21, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Sebagai manusia, Nabi saw. pernah merasa sangat sedih sehingga seolah-olah hendak bunuh diri karena penduduk Makkah menolak beriman. Hal ini diterangkan dalam surat asy-Syu`ara ayat 3, “Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu karena mereka tidak beriman. Dalam hadis sahih juga diterangkan bahwa pada masa terputusnya wahyu, Nabi saw. sangat sedih karena cemas Allah telah meninggalkannya. Begitu beratnya kesedihan yang dialami Nabi pada waktu itu sehingga ia merasa hendak mencampakan dirinya dari jabal Kubis. Ketika isteri Nabi, Khadijah dan pamannya, Abu Talib meninggal dalm waktu berdekatan, Nabi saw. pergi ke Taif mengharap kalau keluarganya yang tinggal di sana ada yang menyambut dan meringankan beban batinnya. Ternyata, di sana Nabi saw. diusir dan dilempari. Nabi kehilangan dua orang yang selalu membelanya dan mene-nangkan hatinya menghadapi tantangan dan ancaman dari pihak Kuraisy. Keadaan itu sangat memukul batin Nabi saw. sehingga tahun itu disebut `am al-huzn (tahun dukacita).
         Ketika dalam perjalanan hijrah ke Madinah, Nabi dan sahabatnya, Abu Bakar bersembunyi di Gua Hira’ untuk menghindari kejaran kaum Kuraisy. Pasukan Kuraisy sampai di depan lobang Gua. Seandainya mereka menunduk sedikit niscaya mereka melihat Nabi dan sahabatnya di dalam Gua. Abu Bakar sangat khawatir kalau Rasul celaka di tangan musuh. Allah swt. menceritakan ucapan Nabi saw. untuk menenangkan sahabatnya, “Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
 Dengan demikian jelaslah bahwa depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas.
B.          Penyebab dan Gejala Depresi Pada Remaja
  Penyebab depresi pada remaja umumnya ada dua faktor yaitu faktor Genetik dan pengalaman masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan, faktor genetik terjadi karena mungkin dahulunya orang tua pernah mengalami depresi yang berkpanjangan, jadi kemungkinan besar hal itu meningkatkan resiko seorang anak mengalami depresi pada saat remaja. sedangkan untuk faktor selanjutnya seorang anak ketika masa kecil di perlakukan tidak adil, keluarga yang tidak harmonis, selalu tertekan dan lain sebagainya akan mengakibatkan goncangan emosi yang memicu respon fisiologi dan psikologis dan berakhir pada terjadinya depresi.
Faktor faktor lain yang bisa menyebabkan depresi pada remaja umumnya     adalah peristiwa peristiwa dalam masa hidupnya, seperti di tinggal orang yang di sayang, sekolah, teman, kematian orang tua, konflik dalam keluarga dan lain sebagaunya. tapi yang paling menonjol adalah cinta. mungkin karena eerat hubungannya dengan hati. dampak depresi pada remaja sangat merugikan bagi penderitanya, kenapa? yang pasti semua kegiatan akan kesulitan, sosial, belajar, pekerjaan dan lain sebagainya. yang paling mengerikan dampak depresi pada remaja adalah bunuh diri. hilang rasa percaya diri meruoakan dampak yang paling menonjol ketika remaja mengalami depresi, tidak mau bersosial dan lebih banyak menyendiri.
  Gejala depresi bisa dilihat dari tanda-tanda berikut untuk mengetahui adanya depresi pada remaja:
·         Merasa sedih, cemas, dan tidak memiliki harapan
·         Tidak nafsu makan, atau banyak makan yang menyebabkan penurunan maupun kenaikan berat badan dalam waktu singkat
·         Terjaga di malam hari, namun tidur sepanjang siang
·         Menarik diri dari teman-temannya, murung
·         Aktivitas dan prestasi di sekolah menurun, menurunnya motivasi dan minat
·         Mudah marah dan tersinggung, menjadi sensitif terhadap kritikan
·         Rendah diri dan merasa sangat bersalah
·         Konsentrasi menurun, sulit mengambil keputusan
·         Adanya perubahan dalam kebiasaan makan maupun tidur
·         Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri
          Jika tanda tersebut terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu, sebaiknya segera dikonsultasikan pada tenaga kesehatan. Treatmen yang dilakukan dapat berupa terapi dengan cara berbicara, maupun menggunakan obat.

C.      Cara Mengatasi Depresi Pada Remaja

          Kemudian apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi depresi pada remaja? Melihat dari dampak apabila seseorang atau remaja mengalami depresi maka kita harus cepat bertindak untuk menanganinya. bagaimana caranya? kita bisa menerapkan sistem psikoterapi, kenapa? karena dengan psikoterapi remaja akan menemukan inti atau pokok dari masalah yang di hadapinya dan lebih bisa melihat diri secara obyektif. dengan psikoterapi pola pikir yang obyektif dan positif untuk menghadapai suatu masalah akan terbentuk. dalam hal ini remaja yang mengalami depresi di butuhkan media untuk bisa saling terbuka, cerita mengenai masalah yang di hadapi, jadi perlu di lakukan yang namanya pendekatan pendekatan secara pasti.

  Banyak terapi yang menjadi solusi untuk mengatasi depresi pada remaja, yaitu:
1.  CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
2.  Psychodinamic Psychotherapy
3.  Interpersonal Psychoterapy
4.  Terapi Suportif

  Yang pasti ketika kita akan meyembuhkan depresi pada remaja faktor yang      paling     utama adalah dukungan, baik dukungan dari keluarga, teman maupun orang lain yang berhubungan langsung dengan si penderita. faktor keluarga sangat penting peranannya dalam proses ini.

        Menjadi orang tua dari seorang remaja merupakan suatu tantangan tersendiri. Beberapa teknik komunikasi akan sangat diperlukan dan membantu orang tua dalam membasarkan anak remaja.
·         Ketika mendisiplinkan anak, tidak dengan cara menghukum dan membuatnya malu. Ganti hukuman dengan membantu anak memberikan solusi dengan cara yang baik. Hukuman dan rasa malu dapat membuat seorang remaja merasa tidak berguna.
·         Biarkan anak remaja anda melakukan kesalahan. Sikap overproteksi atau orang tua yang selalu mengambil keputusan membuat remaja membuat mereka yakin bahwa mereka tidak memiliki kemampuan. Hal ini dapat membuat kepercayaan dirinya berkurang.
·         Berikan ruang bagi remaja untuk ‘bernafas’. Jangan mengharapkan mereka melakukan sesuatu sama persis sesuai keinginan orang tua.
·         Tidak memaksa anak untuk memiliki kegiatan dan pengalaman yang sama dengan anda sewaktu remaja dahulu.
·         Jika anda mencurigai bahwa anak mengalami depresi, berikan waktu untuk mendengarkan masalahnya. Meskipun ana berfikir bahwa masalahnya bukanlah permasalahan serius. Membuka komunikasi antara orang tua dan anak merupakan hal penting, apalagi ketika anak memperlihatkan gejala menutup diri.
·         Luangkan waktu untuk mendengarkan masalah mereka tanpa kritikan ataupun menghakimi.
·         Jangan pula meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang berlebihan terhadap suatu masalah tetapi sebaiknya orang tua coba mengerti bahwa apa yang mereka rasakan benar terjadi.
·         Kadang remaja tidak mencari saran ataupun solusi atas masalah mereka, lebih kepada dukungan dan penerimaan saja, jadi apapun yang terjadi yakinkan sang remaja bahwa anda akan selalu mendampingi dan membantu mereka kapanpun diperlukan.
·         Begitu sang remaja merasa siap untuk menyampaikan masalah mereka, jangan potong dengan interupsi ataupun berusaha mengatur, dengarkan saja cerita mereka.
Bila memang masalah yang terjadi sudah diluar kemampuan sang remaja dan anda sendiri, beritahukan kepada mereka tentang kemungkinan kondisi yang ada serta diskusikan cara alternatif lain supaya masalahnya dapat terbantu.







BAB III
KESIMPULAN

    Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas.
     Penyebab depresi pada remaja umumnya ada dua faktor yaitu faktor Genetik dan pengalaman masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan, faktor genetik terjadi karena mungkin dahulunya orang tua pernah mengalami depresi yang berkpanjangan, jadi kemungkinan besar hal itu meningkatkan resiko seorang anak mengalami depresi pada saat remaja. sedangkan untuk faktor selanjutnya seorang anak ketika masa kecil di perlakukan tidak adil, keluarga yang tidak harmonis, selalu tertekan dan lain sebagainya akan mengakibatkan goncangan emosi yang memicu respon fisiologi dan psikologis dan berakhir pada terjadinya depresi.
     Ketika kita akan meyembuhkan depresi pada remaja faktor yang      paling     utama adalah dukungan, baik dukungan dari keluarga, teman maupun orang lain yang berhubungan langsung dengan si penderita. faktor keluarga sangat penting peranannya dalam proses ini.

       






DAFTAR PUSTAKA





0 comments: