26/01/2009

PEMAKAIAN EYD : UNSUR SERAPAN


BAB I
PENDAHULUAN


A.        Latar Belakang
            Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah di Indonesia maupun dari bahasa asing seperti Inggris, Belanda, Arab, dan Sansekerta.
            Hal ini bisa dipahami karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan bahasa. Kemudian Indonesia juga pernah dijajah oleh bangsa asing seperti Inggris dan Belanda. Agama yang ada di Indonesia juga beraneka ragam. Semuanya itu mempunyai pengaruh pada perkembangan bahasa Indonesia, sehingga bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata dari bahasa lain.
            Sifat bahasa Indonesia yang terbuka ini menyebabkan banyak kata-kata atau unsure-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
            Namun demikian ternyata, pembentukan unsure serapan itu dtentukan pedoman-pedomannya.

B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka secara umum penulis merumuskan masalah pembahasan yaitu tentang pengertian dan pembagian unsure serapan, cara menyerap unsur asing, pedoman pembentukan unsur serapan dan latihan mengoreksi ejaan.

C. Metode Penulisan
            Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode pustaka yaitu dengan merujuk pada buku-buku yang membahas tentang bahasa Indonesi dan hasil searching literature di internet.


BAB II
PEMBAHASAN
PEMAKAIAN EYD LANJUTAN


A.        Unsur  Serapan

            Dalam konteks kebahasaan yang dimaksud unsur serapan adalah unsur yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, baik berupa imbuhan, kosakata, maupun peristilahan, yang dipungut atau diserap ke dalam bahasa Indonesia.
            Penyerapan itu dimaksudkan untuk menunjang perkembangan bahasa Indonesia agar bahasa kita menjadi bahasa yang modern dan sanggup mengemban fungsinya sebagai sarana komunikasi dalam berbagai segi kehidupan.
Penyerapan kata asing terjadi karena beberapa hal yaitu :
1.      Kata asing tersebut lebih cocok konotasinya.
2.      Kata asing itu bersifat  internasional
3.      Bentuknya lebih singkat dibandingkan dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia
4.      Mempermudah karena dalam bahasa Indonesia terlalu banyak sinonimnya.
5.      Sering juga pemungutan kata asing disebabkan oleh eufimia atau eufisme.

Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia terbagi kedalam dua golongan besar, yaitu :

1.      Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I’homme par I’home, dan lain-lain. Unsur-unsur ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing.
2.      Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini di usahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Misalnya, system dan structure yang diserap menjadi sistem dan struktur.



B.        Cara Menyerap Kata Asing

           
Adapun cara menyerap unsur pinjaman tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Adopsi yaitu penyerapan bahasa Indonesia yang mengambil bentuk dan makna kata asing tersebut secara keseluruhan. Contohnya adalah kata reshuffle.
2.      Adaptasi yaitu penyerapan bahasa Indonesia yang mengambil makna kata itu, sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Contohnya adalah kata acculturation menjadi akulturasi.
3.      Terjemahan yaitu penyerapan bahasa Indonesia secara terjemahan. Contohnya adalah kata bilingual menjadi dwibahasa.
4.      Kreasi yaitu penyerapan bahasa Indonesia mirip terjemahan. Contohnya, vila dari villa, dan mal dari mall.

Penyerapan unsur bahasa asing harus dilakukan secara selektif, yaitu kata serapan yang dapat mengisi kerumpangan konsep dalam khazanah bahasa Indonesia. Sebelum memutuskan untuk melakukan penyerapan unsur asing itu, hendaknya terlebih dahulu dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Jika padanan itu tetap tidak dapat ditemukan, barulah unsur asing itu kita serap. Dalam penyerapan itu harus memperhatikan kaidah, khususnya kaidah penyerapan yang telah ditentukan.


C.  Pedoman Penyerapan Kata Asing
 1.  Penyesuaian Ejaan
      Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu ialah sebagai berikut :
      1.1 Tanpa Perubahan
Ø  ae  jika tidak bervariasi dengan e
Contoh  :   aeobe  menjadi aerob
                  aerodinamics menjadi aerodinamika
Ø  ai
Contoh :   trailer menjadi trailer
                 caisson menjadi kaison
Ø  au
Contoh :  audiogram menjadi audiogram
                caustic menjadi kaustik
Ø  e
Contoh  : effect menjadi efek           
Ø  ea
Contoh : idealist menjadi idealis
               habeas menjadi habeas
Ø   ei
Contoh : eicossane menjadi eikosan
               eidetic menjadi eidetic
Ø   eo
Contoh : stereo menjadi stereo
               geometry menjadi geometri
Ø   eu
Contoh : neutron menjadi neutron
               europium menjadi europium
Ø  f
Contoh : fanatic menjadi fanatic
                            factor menjadi factor
Ø  i pada awal suku kata di muka vocal, tetap i
Contoh : iambus menjadi iambus
               ion menjadi ion
Ø  Ie tetap ie jika lafalnya bukan i
Contoh : variety menjadi varietas
               patient menjadi pasien
Ø  kh (Arab)
Contoh : khusus menjadi khusus
               akhir menjadi akhir
Ø   ng
Contoh : contingent menjadi kontingen
                            congres menjadi kongres
Ø  Oo (vocal ganda) tetap oo
Contoh : zoology menjadi zoologi
                           coordination menjadi koordinasi
Ø  ps
Contoh : pseudo menjadi pseudo
                            psychiatry menjadi psikiatri
Ø  pt
Contoh :  pterosaur menjadi pterosaur
                             pteridology menjadi pteridologi
Ø  u
Contoh : unit menjadi unit
                            structure menjadi structur
Ø  ua
Contoh : dualisme menjadi dualism
               aquarium menjadi aquarium
Ø  ue
Contoh : suede menjadi sued
                            duet menjadi duet
Ø  ui
Contoh : equinox menjadi ekuinoks
                           conduite menjadi konduite
Ø  v
Contoh : vitamin menjadi vitamin
                television menjadi televisi
Ø  x pada awal kata tetap x
Contoh : xenon menjadi xenon
               xylophone menjadi xilofon
Ø  y   jika lafalnya y
Contoh : yakitori menjadi yakitori
                            yen menjadi yen
Ø  z
Contoh : zenith menjadi zenith
                            zirconium menjadi zirconium

     1.2  Dengan perubahan
Ø  aa (Belanda) menjadi a
Contoh  :  paal menjadi Pal
                 baal menjadi  bal
Ø  ae jika bervariasi dengan e, menjadi e
Contoh  : haemoglobin menjadi hemoglobin
Ø  c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k
Contoh : calomel menjadi kalomel
               cubic menjadi kubik
Ø  c di muka e, i, oe dan y menjadi s
Contoh : central menjadi sentral
               cybernetics menjadi sibernetika
               circulation menjadi sirkulasi
               coelom menjadi selom
Ø  cc di muka o, u dan konsonan menjadi k
Contoh : accommodation menjadi akomodasi
               acculturation  menjadi akulturasi
               acclamation  menjadi aklamasi
Ø  cc di muka e dan i menjadi ks
Contoh : accent menjadi aksen
               vaccine menjadi vaksin
Ø  cch dan ch di muka a, o dan konsonan menjadi k
Contoh : saccharin menjadi sakarin
               charisma menjadi karisma
               cholera menjadi kolera
Ø  ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
Contoh :  echelon menjadi eselon
                machine menjadi mesin
Ø  ch yang lafalnya c menjadi c
Contoh : check menjadi cek
               china menjadi cina
Ø  c (Sanskerta) menjadi s
Contoh : cabda menjadi sabda
                castra menjadi sastra
Ø  ee (belanda) menjadi e
Contoh : stratosfeer menjadi stratosfer
               system menjadi system
Ø  gh menjadi g
Contoh : sorghum menjadi sorgum
Ø  gue menjadi ge
Contoh : igue  menjadi ige
                            gigue menjadi gige
Ø  ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
Contoh : politiek menjadi politik
               riem menjadi rim
Ø  oe (oi Yunani) menjadi e
Contoh : oestrogen menjadi estrogen
                oenology menjadi enology
Ø  oo (Belanda) menjadi o
Contoh : komfoor menjadi kompor
               provoost menjadi provos
Ø  oo (Inggris) menjadi u
Contoh : cartoon menjadi kartun
               proof menjadi pruf
Ø  ou menjadi u jika lafalnya u
Contoh : gouverneur menjadi gubernur
               coupon menjadi kupon
Ø  ph menjadi f
Contoh : phase menjadi fase
               physiology  menjadi fisiologi
Ø  q menjadi k
Contoh : aquarium menjadi akuarium
               frequency menjadi frekuensi
Ø  rh menjadi r
Contoh : rhapsody menjadi rapsodi
                           rhombus menjadi rombus
Ø  sc di muka a, o, u dan konsonan menjadi sk
Contoh : scandium menjadi scandium
                            scotopia menjadi skotopia
Ø  sc di muka e, i, dan y menjadi s
Contoh : scenography menjadi senografi
                            scintillation menjadi sintilasi
Ø  sch di muka vocal menjadi sk
Contoh : schema menjadi skema
                            schizophrenia menjadi skizofrenia
Ø  t di muka i menjadi s jika lafalnya s
Contoh : ratio menjadi rasio
                action menjadi aksi
Ø  th menjadi t
Contoh : theocracy menjadi teokrasi
                orthography menjadi ortografi
Ø  uu menjadi u
Contoh : prematuur menjadi prematur
               vacuum menjadi vakum
Ø  x pada posisi lain menjadi ks
Contoh : executive menjadi eksekutif
                taxi menjadi taksi
Ø  xc di muka e dan I menjadi ks
Contoh : exception menjadi eksepsi
               excess menjadi ekses
Ø  xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk
Contoh : excavation menjadi ekskavasi
               excursive menjadi ekskursif
Ø  y menjadi i jika lafalnya i
Contoh : propyl menjadi propel
               dynamo menjadi dynamo
Ø  Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat membingungkan. Misalnya :
            Gabbro menjadi gabro
            Accu menjadi aki
            Effect menjadi efek
            Tetapi : massa tetap massa

2. Penyesuaian akhiran
    2.1   Tanpa perubahan
Ø  -ein
Contoh : protein  tetap protein
               casein  tetap casein
Ø  -or
Contoh : dictator menjadi dictator
               corrector menjadi corektor
   
    2.2   Dengan perubahan
Ø  -aat (Belanda) menjadi -at
Contoh : advokaat menjadi advokat
Ø  -age menjadi -ase
Contoh : percentage menjadi persentase
Ø  -al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi -al
Contoh : structural menjadi structural
               Formeel menjadi formal
               Normal menjadi normal
Ø  -ant menjadi  -an
Contoh : informant menjadi informan
Ø  -archy, -archie (Belanda) menjadi arki
Contoh : anarchy, anarchie menjadi anarki
Ø  -ary, -air (Belanda) menjadi -er
Contoh : complementary, complementair menjadi komplementer
Ø  -(a) tion, -(a) tie (Belanda) menjadi -asi, -si
Contoh : action, actie menjadi aksi
Ø  -ee (Belanda) menjadi  -il
Contoh : moreel menjadi moril
Ø  -ic, -ics, ique, -iek, -ica (nomina) menjadi -ik, ika
Contoh : logic, logica menjadi logika
               Technique, tecniek menjadi teknik
Ø  -ic (Nomina) menjadi ik
Contoh : electronic menjadi elektronik
Ø  -ic, -ical, -ish (adjectiva) menjadi –is
Contoh : economical, economisch menjadi ekonomis
Ø  -ile, -iel menjadi -il
Contoh : percentile, percentile menjadi persentil
Ø  -is, isme (Belanda) menjadi –isme
Contoh : modernism, modernism menjadi modernism
Ø  Ist menjadi –is
Contoh : publicist menjadi publisis
Ø  -ive, -ief (Belanda) menjadi –if
Contoh : descriptive,descriptief menjadi descriptif
Ø  -logue menjadi -long
Contoh : catalogue menjadi catalog
Ø  -logy, -logie (Belanda) menjadi  -logi
Contoh : technology, technologie menjadi teknologi
Ø  -loog (Belanda) menjai -log
Contoh : analoog menjadi analog
Ø  -oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
Contoh : hormonoid, hormonoide menjadi hormonoid
Ø  -oir (e) menjadi -oar
Contoh : trotoir menjadi trotoar
Ø  -or, -er (Belanda) menjadi  -ur, -ir
Contoh : director,director menjadi direktur
Ø  -ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
Contoh : quality, kwaliteit menjadi kualitas
Ø  -ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
Contoh : structure, stuctuur menjadi struktur

3.   Penyerapan dengan penerjemahan
Ø  a menjadi tak, contoh : asymmetric menjadi tak simetri
Ø  ante menjadi purba contoh : antedate menjadi purbatanggal
Ø  anti menjadi prati, contoh : antibiotics menjadi pratirasa
Ø  auto menjadi swa, contoh autobiography menjadi swariwayat
Ø  de menjadi awa, contoh : demultiplexing menjadi awapremultipleksan
Ø  bi menjadi dwi, contoh : bilingual menjadi dwibahasa
Ø  inter menjadi antar, contoh : international menjadi antarbangsa
Ø  post menjadi pasca, contoh : postgraduate menjadi pascasarjana
Ø  pre menjadi pra, contoh :  prehistory menjadi prasejarah
Ø  re menjadi ulang, contoh : recalculate menjadi hitung ulang
Ø  -ble menjadi laik, contoh : edible menjadi laik santap
Ø  like menjadi lir, bak, contoh : jelly, -like menjadi liragar
Ø  -less menjadi nir, awa, mala, tan, contoh : seedless menjadi nirbiji, coloourless menjadi awawarna, tanwarna

4.       Aturan penyerapan imbuhan
          Aturan-aturan imbuhan serapan dari bahasa asing mengikuti aturan yang kurang lebih sama dengan aturan pembentukan kata berimbuhan lain, yaitu :
Ø     disambung jika menggunakan kata dasar, contoh : dwiwarna
Ø  dipisah jika menggunakan kata bentukan atau turunan, contoh : pra pemilu
Ø diberi tanda hubung jika kata dasar berawalan huruf kapital contoh :  non    Indonesia

5.    Istilah asing yang sudah diserap dan sudah lazim dipergunakan sebagai istilah Indonesia masih dapat di pakai walaupun bertentangan dengan salah satu kaidah pembentukan istilah. Misalnya : Fikir (Arab)                               pikir
                                                                Dommekracht ( Belanda)         dongkrak

D.     Latihan Mengoreksi  Ejaan
            Berikut ini sebuah naskah yang dikutip dari harian kompas sebagai contoh bahan latihan mengoreksi ejaan.
             
            bulutangkis yang mendapat rekomendasi dari badan eksekutif ioc, akhirnya resmi menjadi cabang olah raga ke-24 yang dipertandingkan dalam olimpiade 1992. keputusan ini dibuat dalam sidang paripurna ke-90 komite olimpiade internasional (ioc) di berlin timur, rabu malam.
            sidang juga mengangkat dua anggota badan eksekutif tambahan sehingga menjadi II, yakni shen liang dari cina dan marchodler dari swiss. Ini merupakan tambahan kekuatan bagi cina yang kembali menjadi anggota ioc tahun 1979.  

            Dalam naskah tersebut terdapat beberapa kesalahan ejaan. Seharusnya  naskah tersebut adalah :

             
            Bulutangkis yang mendapat rekomendasi dari badan eksekutif IOC, akhirnya resmi menjadi cabang olah raga ke-24 yang dipertandingkan dalam olimpiade 1992. Keputusan ini dibuat dalam sidang paripurna ke-90 Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Berlin timur, rabu malam.
            Sidang juga mengangkat dua anggota badan eksekutif tambahan sehingga menjadi II, yakni Shen Liang dari Cina dan Marchodler dari Swiss. Ini merupakan tambahan kekuatan bagi Cina yang kembali menjadi anggota IOC tahun 1979. 

BAB III
KESIMPULAN


            Unsur serapan adalah unsur yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, baik berupa imbuhan, kosakata, maupun peristilahan, yang dipungut maupun diserap ke dalam bahasa Indonesia.
            Unsur-unsur serapan dari bahasa asing memang sering berubah ejaannya dari bentuk aslinya. Hal ini terjadi karena ejaannya di sesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
            Namun demikian, istilah asing yang sudah diserap dan sudah lazim dipergunakan sebagai istilah Indonesia masih dapat di pakai walaupun bertentangan dengan salah satu kaidah pembentukan istilah.

















DAFTAR PUSTAKA


Badudu,J.S.1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Badudu, J.S.1994. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Arifin, Zaenal, E. & Tasai, Amran, S. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia.         

0 comments: